Selasa, 31 Mei 2016

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RESMIKAN SMART KAMPUNG


Desa Karetan – Selasa (31/5), Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, meluncurkan program "Smart Kampung" di Perkebunan Kalibendo, Kabupaten Banyuwangi. Rudiantara mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi dalam menjadikan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) sebagai instrumen untuk meningkatkan pelayanan publik, menambah pengetahuan warga, dan menggerakkan perekonomian lokal.
"Biasanya yang concern pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai bentuknya adalah pemerintah tingkat kota. Saya salut dengan Banyuwangi yang berupaya menggerakkan desa-desa di pelosok untuk memanfaatkan instrumen TIK untuk pelayanan publik, pengembangan SDM, sekaligus meningkatkan ekonomi," kata Rudiantara.
Rudiantara menambahkan, pemerintah pusat berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan TIK di daerah-daerah, termasuk Banyuwangi.
"Dengan TIK seperti di Banyuwangi ini, warga dimudahkan. Ada banyak hal positif yang bisa dilakukan. Smart Kampung di Banyuwangi ini saya lihat sudah di atas rata-rata desa di Indonesia. Saya berharap ini dijadikan contoh di Indonesia. Saya akan minta untuk diduplikasi sebagai percontohan program nasional kami di desa-desa di seluruh Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, "Smart Kampung" sendiri merupakan program pengembangan desa yang digagas Pemkab Banyuwangi. Program ini, mendesain desa mempunyai kerangka program terintegrasi yang memadukan antara penggunaan TIK berbasis serat optik, kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.
"Program ini kami gagas untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa. Program ini sudah trial and error tiga bulan, dan baru sekarang diluncurkan. Tentu ke depan terus disempurnakan," ujar Anas.


Selasa, 10 Mei 2016

INTERNATIONAL TOUR DE BANYUWANGI IJEN 2016 ETAPE I MELINTASI DESA KARETAN


Desa Karetan - Tahun ini, ITdBI dihelat selama empat hari pada 11-14 Mei 2016 dan masuk dalam rangkaian agenda Banyuwangi Festival yang merupakan ajang pariwisata kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" itu.
International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 langsung seru di etape pertama, 11 Mei. Di etape flat tersebut, perang para sprinter top bakal berlangsung di akhir rute. Di etape tersebut, para pembalap akan melintasi jalur flat sepanjang 171,4 km dari Waduk Sidodadi, Glenmore, hingga finis di Taman Blambangan. Sepanjang jalur tersebut akan ada tiga kali intermediate sprint alias ajang sprint bagi para pembalap di tengah lomba. Tiga intermediate sprint tersebut terletak di Maron (19,5 km dari start), Benculuk (82,9 km), dan Rogojampi (156,9 km). Para pembalap akan saling berlomba mengumpulkan poin di tiga lokasi tersebut. Meski etape pertama ItdBI 2016 ini termasuk etape flat, para pembalap sudah akan dipanaskan dengan tanjakan. Di antara Benculuk dan Rogojampi akan ada tanjakan kategori tiga di Sumberbuluh setinggi 422 meter. 


ITdBI yang memasuki tahun kelima penyelenggaraan tahun ini akan menempuh empat etape dengan total panjang rute sejauh 567 kilometer, lebih panjang dari tahun lalu yang hanya 555 km. Rute ini ditempuh dengan mengelilingi wilayah Banyuwangi dan dipuncaki dengan berpacu mendaki Gunung Ijen, gunung aktif yang terkenal di dunia dengan fenomena "apia biru"-nya.


Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan tahun ini ITdBI menyuguhkan rute baru yang sekaligus untuk mengenalkan destinasi wisata anyar Banyuwangi. Selain itu ITdBI tahun ini juga ditargetkan tetap meraih predikat excellence seperti tahun lalu.